TUGAS MANDIRI
CERITA REKAAN DAN DRAMA
(PISA4334)
PETUNJUK: UNTUK SOAL NOMOR 1
SAMPAI 39, PILIHLAH SATU JAWABAN
YANG PALING TEPAT!
1. Perbedaan prosa dan puisi dilakukan
berdasarkan analisis
A. latar belakang sosial pengarangnya.
B. bentuk visualnya.
C. isinya.
D. lingkungan sastrawannya.
2. Pembagian jenis-jenis sastra secara
tradisional adalah sebagai berikut, kecuali
A. prosa.
B. puisi.
C. drama.
D. roman.
3. Sebagai kebulatan sebuah bentuk struktur,
apabila sebuah karya sastra terletak
A. dalam strukturnya.
B. antara unsur-unsurnya.
C. pada unsur-unsurnya.
D. pada hubungan antara unsur-unsurnya.
4. Dalam sebuah fragmen atau episode, sebagai
penggalan yang menarik dari sebuah novel dan sebagai sebuah struktur utuh yang
dapat berdiri sendiri, terdapat unsur-unsur berikut, kecuali
A. tema mayor.
B. tema minor.
C. tokoh dan penokohan.
D. alur dan latar.
5. Secara struktural, sebuah karya sastra
merupakan sebuah susunan
A. lapis norma.
B. unsur-unsur yang bersistem.
C. kaidah-kaidah.
D. semantis.
6. Kisahan yang berpusat pada satu atau
sekelompok tokoh yang memberikan kesan tunggal dan terjadi dalam satu situasi
pada satu ketika, dinamakan
A. novel.
B. roman.
C. cerita rekaan.
D. cerita pendek.
7. Unsur yang secara lahiriah hadir dalam teks
cerita dan secara langsung ikut membangun sebuah kisahan dinamakan
A. unsur intrinsik.
B. unsur ekstrinsik.
C. biografi.
D. psikologi.
8. Pengertian alur atau plot dapat
dideskripsikan sebagai berikut
A. urutan peristiwa secara kronologis.
B. paparan peristiwa yang berlangsung
berdasarkan hubungan sebab akibat.
C. urutan peristiwa yang terdapat dalam cerita
rekaan.
D. jalan cerita suatu kisahan.
9. Penyajian watak dan penciptaan citra tokoh
dalam cerita rekaan dinamakan
A. suspense.
B. pembayangan.
C. tokoh.
D. penokohan.
10. Dalam sebuah cerita rekaan, pengarang secara langsung menceritakan
watak tokoh-tokoh ceritanya. Cara penokohan seperti itu disebut metode
A. ekspresif.
B. langsung.
C. analitik.
D. diskursif.
11. Pengarang membiarkan para tokoh ceritanya menyatakan diri mereka
melalui ucapan dan perbuatan secara langsung. Dari ucapan dan perbuatan itulah
pembaca memperoleh gambaran bagaimana watak atau karakter tokoh-tokoh cerita
itu. Cara penokohan seperti itu disebut metode
A. dramatik.
B. diskursif.
C. analitik.
D. kontekstual.
12. Untuk menggambarkan watak tokoh dalam cerita, pengarang cukup
memerikan lingkungan yang mengelilingi tokoh-tokoh itu. Penokohan seperti itu
menggunakan metode
A. analitik.
B. kontekstual.
C. diskursif.
D. dramatik.
13. Unsur cerita yang menjawab pertanyaan kapan, di mana, dan
bagaimana peristiwa yang dipaparkan dalam cerita itu terjadi adalah
A. plot.
B. denoument.
C. lanturan.
D. latar.
14. Dalam sebuah cerita rekaan, pengarang secara langsung berperan
sebagai tokoh sentralnya. Sudut pandang
seperti itu dinamakan
A. akuan sertaan.
B. akuan taksertaan.
C. diaan mahatahu.
D. diaan terbatas.
15. Bagian awal struktur alur sebuah cerita rekaan terjadi dari
A. konflik dan pemaparan.
B. klimaks dan ketidakmantapan.
C. pemaparan dan ketidakmantapan.
D. konflik dan klimaks.
16. Dalam sebuah cerita rekaan, “suspense” berfungsi untuk
A. mengatur jalannya alur cerita.
B. menciptakan ketegangan.
C. menyela urutan kronologis kisahan.
D. membayangkan kejadian yang akan berlangsung.
17. Tokoh utama dalam sebuah kisahan dapat ditemukan dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut, kecuali
A. Siapa yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain?
B. Siapa yang paling banyak membuat keributan dalam cerita?
C. Siapa yang paling banyak diceritakan pengarang?
D. Siapa yang paling banyak terlibat dengan tema cerita?
18. Imaji tertentu dalam diri pembaca cerita rekaan tercipta alih
A. diksi yang tepat.
B. tema yang menantang.
C. alur yang berbelit-belit.
D. latar yang sesuai.
19. Contoh unsur ekstrinsik, ialah
A. nada cerita.
B. tema karangan.
C. biografi pengarang.
D. gaya bahasa.
20. Contoh-contoh dongeng adalah seperti berikut, kecuali
A. mite.
B. hikayat.
C. saga.
D. legenda.
21. Dongeng terjadinya sesuatu yang berkaitan dengan peristiwa sejarah
dinamakan
A. legenda.
B. mite.
C. saga.
D. hikayat.
22. Tokoh cerita jenaka yang bodoh tetapi selalu mujur nasibnya karena
masyarakat menganggapnya sebagai seorang ahli nujum bernama
A. si Luncai.
B. Pak Pandir.
C. Lebai Malang.
D. Pak Belalang.
23. Contoh-contoh cerita pelipur lara adalah sebagai berikut, kecuali
A. Hikayat si Miskin.
B. Hikayat Malim Dewa.
C. Hikayat Anggun Cik Tunggal.
D. Hikayat Raja Muda.
24. Karya sastra merupakan tiruan alam kehidupan. Pandangan tersebut
merupakan ciri khas pendekatan
A. ekspresif.
B. mimetik.
C. pragmatik.
D. objektif.
25. Pendekatan pragmatik berprinsip bahwa karya sastra
A. dapat dinilai berdasarkan kegunaannya.
B. merupakan ekspresi sastrawannya.
C. merupakan tiruan kenyataan hidup.
D. dapat dipakai sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu.
26. Pendekatan sastra yang menekankan pada struktur intrinsik karya
sastra adalah pendekatan
A. mimetik.
B. pragmatik.
C. objektif.
D. ekspresif.
27. Fungsi kritik sastra adalah sebagai berikut, kecuali
A. memberikan sumbangan bahan untuk menyusun biografi pengarangnya.
B. memberikan sumbangan bagi penyusun-an teori sastra.
C. memberikan sumbangan bagi penyusun-an sejarah sastra.
D. memberikan pertimbangan kepada pengarang tentang karangannya.
28. Kritik sastra merupakan pertimbangan baik buruknya karya sastra
disertai dengan pemberian alasan tentang isi dan bentuknya serta penerangan dan
penghakiman karya dilontarkan oleh
A. K.S. Yudiono.
B. H.B. Jassin.
C. Rachmat Djoko Pradopo.
D. Sapardi Djoko Damono.
29. Titik tolak penilaian karya sastra dengan menggunakan pendekatan
ekspresif pada
A. penciptaan karya sastra.
B. pengaruh yang diterima sastrawannya.
C. karya sastra itu sendiri.
D. sastrawannya.
30. Kritik impresionistik mendasarkan analisisnya
pada
A. struktur ekstrinsik karya sastranya.
B. kesan-kesan pokok yang ditangkap kritikusnya.
C. latar belakang pengarangnya.
D. pokok-pokoknya.
31. Berikut adalah ciri-ciri kritik akademik
A. penggunaan teori sebagai landasan kritiknya tidak dinyatakan
secara eksplisit.
B. pertunjukan rujukan dilakukan secara sederhana sehingga tidak
akurat.
C. kritik berupa tesis disertasi, dan malakah ilmiah yang ditulis
oleh ahli sastra lulusan perguruan tinggi.
D. kritik berupa resensi buku, artikel, dan esai yang ditulis oleh
pemerhati sastra.
32. Ciri-ciri kritik nonakademik sebagai berikut:
A. kritik dipusatkan pada pikiran, perasaan, dan riwayat hidup
sastrawannya yang tercermin dalam karya sastra yang dikiritik.
B. kritik dipusatkan pada karya sastra konkret untuk dianalisis
struktur intrinsiknya.
C. uraiannya menggunakan bahasa baku.
D. penunjukan rujukan dilakukan secara akurat.
33. Kritik nonakademik ditulis dalam bentuk, yaitu
A. makalah ilmiah, skripsi, dan tesis.
B. esai, malakah ilmiah, dan skripsi.
C. artikel, esai, dan makalah ilmiah.
D. resensi, artikel, dan esai.
34. Kritik akademik disusun dalam bentuk, yaitu
A. disertasi, tesis, dan skripsi.
B. tesis, skripsi, dan artikel.
C. skripsi, resensi, dan artikel.
D. resensi, artikel, dan esai.
35. Pendekatan strukturalis dilandasi oleh asumsi bahwa makna sebauh
karya sastra terletak pada
A. latar belakang sosial budaya pengarang-nya.
B. kesesuaian antara bentuk dan isinya.
C. relasi antara unsur-unsurnya.
D. amanat dari pengarangnya.
36. Kaum sosialogis berprinsip bahwa karya sastra merupakan
A. tiruan kenyataan.
B. cermin kehidupan masyarakat.
C. luapan perasaan pengarang.
D. lapisan norma-norma.
37. Hal-hal yang perlu diketahui oleh krirtikus jika akan menganalisis
karya sastra dengan menggunakan pendekatan sosialogis, yaitu
A. bahasa yang digunakan pengarang.
B. sikap pengarang terhadap karyanya.
C. bagaimana karya sastra yang akan dianalisis itu ditulis.
D. biografi pengarang dan situasi sosial budaya ketika karya sastra
itu ditulis.
38. Karya
sastra murni yang memenuhi syarat “dulce et utile” menampakkan ciri-ciri
sebagai berikut, kecuali
A. alurnya
sederhana sehingga jalan ceritanya mudah diikuti.
B. memiliki kontras-kontras yang ironis.
C. mengupas masalah kehidupan yang lebih kompleks yang dapat
dijadikan bahan renungan.
D. merangsang daya intelektual pembaca karena keaslian
pengungkapannya.
39. Karya sastra populer memiliki ciri-ciri sebagai berikut, kecuali
A. bersifat hiburan.
B. diproduksi secara masal.
C. bersifat komersial.
D. bersifat inovatif dan eksprerimental.
PETUNJUK: UNTUK SOAL NOMOR 40
SAMPAI 51, PILIHLAH!
A. JIKA PERNYATAAN BENAR, ALASAN BENAR, DAN
KEDUANYA MERUPAKAN HUBUNGAN SEBAB!
B. JIKA PERNYATAAN BENAR, ALASAN BENAR, TETAPI
KEDUANYA BUKAN MERUPAKAN HUBUNGAN SEBAB!
C. JIKA PERNYATAAN BENAR, ALASAN SALAH, ATAU
JIKA PERNYATAAN SALAH ALASAN BENAR!
D. JIKA PERNYATAAN DAN ALASAN KEDUANYA SALAH!
40. Prosa ilmu termasuk bagian dari jenis karya sastra.
sebab
Prosa
ilmu menggunakan kata-kata yang bermakna konotatif.
41. Pada hakikatnya, cerita rekaan merupakan hasil dialog perenungan,
dan reaksi pengarang terhadap kehidupan serta lingkungannya.
sebab
Cerita
rekaan mengisahkan masalah-masalah hidup dan kehidupan manusia dalam kaitannya
dengan sesama serta lingkungannya.
42. Untuk memahami isi sebuah cerita rekaan dapat dilakukan dengan
membacanya episode demi episode.
sebab
Setiap
episode cerita merupakan bagian yang berdiri sendiri dalam deretan peristiwa
sebuah kisahan.
43. Tokoh yang paling banyak terlibat dengan tema cerita dinamakan
tokoh utama.
sebab
Tokoh
utama senantiasa ada dalam setiap peristiwa dalam sebuah kisahan.
44. Pada zaman Jepang banyak cerita rekaan digubah berdasarkan paham
simbolisme.
sebab
Penerapan
simbolisme dalam karya sastra dilakukan untuk menghindari sensor yang sangat
ketat yang dilakukan penguasa Jepang pada saat itu.
45. Menurut keyakinan penganut aliran romantik, kebenaran ditentukan
tidak hanya oleh otak melainkan juga oleh hati nurani.
sebab
Penganut
aliran romantik percaya bahwa jiwa manusia terdiri dari pikiran dan perasaan.
46. Aliran naturalisme sering dianggap sebagai realisme yang ekstrem.
sebab
Penganut
aliran naturalisme berke-cenderungan untuk menggambarkan keburuk-an dan
kebocoran kehidupan manusia dalam karya sastranya.
47. Dongeng memiliki tema universal.
sebab
Tema
yang terdapat dalam dongeng berupa pertentangan antara kebaikan dan keburukan.
48. Kritik akademik dinamakan kritik ilmiah.
sebab
Kritik
akademik disusun dengan mengguna-kan teori dan metode ilmiah.
49. Kritik nonakademik dinamakan kritik nonalamiah.
sebab
Kritik
nonakademik disusun oleh sastrawan dan wartawan.
50. Pandangan golongan sosiologis tentang kritik sastra bertolak
belakang dengan pandangan kaum strukturalis.
sebab
Golongan
sosiologis memandang bahwa karya sastra tidak dapat dipisahkan dengan
pengarangnya.
51. Tema-tema yang digarap menjadi karya sastra bermutu mampu
membangkitkan daya intelektual pembacanya.
sebab
Tema-tema
karya yang bermutu digarap dengan sunguh-sungguh dan secara mendalam.
PETUNJUK: UNTUK SOAL NOMOR 52
SAMPAI 60, PILIHLAH!
A. JIKA 1) DAN 2) BENAR!
B. JIKA 1) DAN 3) BENAR!
C. JIKA 2) DAN 3) BENAR!
D. JIKA 1), 2), DAN 3) SEMUANYA BENAR!
52. Penjelasan yang benar bahwa sebuah karya sastra merupakan susunan
unsur yang bersistem adalah seperti berikut
1) hubungan antara unsur-unsurnya tidak saling menentukan
2) ada hubungan timbal balik antara unsur-unsurnya
3) unsur-unsurnya membentuk satu kesatuan yang bulat
53. Sketsa sebagai karya sastra mempunyai ciri-ciri seperti berikut
1) karangan singkat
2) bersifat deskriptif
3) terpusat pada satu tokoh
54. Perbedaan cerita pendek dengan novel secara intrinsik tampak pada
1) temanya
2) penokohannya
3) alurnya
55. Unsur-unsur intrinsik cerita rekaan adalah
1) biografi dan lingkungan sosial pengarang
2) gaya bahasa, pusat pengisahan, dan penokohan
3) alur, tokoh, latar, dan tema
56. Cara menemukan tema dalam sebuah cerita rekaan dapat dilakukan
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
1) Mengapa pengarang menulis novel seperti itu?
2) Bagaimana pengarang mengakhiri kisahannya?
3) Apa yang membuat novel itu tampak berharga?
57. Cerita rekaan tradisional adalah
1) gurindam, pantun jenaka, dan syair
2) dongeng, fabel, dan hikayat
3) cerita jenaka dan cerita pelipur lara
58. Contoh cerita yang termasuk saga, yaitu
1) Cerita tentang sebab terjadinya gempa bumi
2) Ciung Wanara
3) Terjadinya kota Majapahit
59. Dari praktiknya, kritik sastra dibagi menjadi kritik
1) impresionistik
2) penghakiman
3) ekspresif
60. Kritik penghakiman menganalisis karya sastra berdasarkan
1) kesan-kesan pokok yang ditangkap kritikusnya
2) pokok-pokok, organisasi, teknik, dan gayanya
3) pertimbangan individual kritikusnya
No comments:
Post a Comment